1. Judul [kembali]
Rangkaian
Sensor Pendeteksi Potensi Banjir Di Pinggir Sungai
2. Alat dan Bahan [kembali]
1. Vsine
2. CAP
3. POT-HG
8. LED BIRU, HIJAU, KUNING, MERAH
9. GROUND
3. Dasar Teori [kembali]
A. Sensor LVDT
·
PENGERTIAN
SENSOR LVDT:
Sensor linear variabel diferential transformer (LVDT)
merupakan sensor yang dapat membaca tekanan atau perubahan melalui
pergerakan atau perubahan posisi inti magnet. Prinsip ini pertama kali
digunakan pada tahun 1940-an. Pada saat ini LVDT digunakan sebagai sensor
jarak, sensor sudut, dan sensor mekanik lainnya. Namun saat ini lebih sering
digunakan sebagai sensor jarak.
Sensor ini umumnya terdiri dari sebuah kumparan primer, dua kumpara sekunder, dan inti yang dapat bergerak. Kedua kumparan sekunder akan terpasang secara seri dan inti itu sendiri terbuat dari bahan feromagnetik.Bisa dikatakan bahwa sensor ini memungkinkan inti dapat naik turun secara bebas pada pengooperasian nya.
Sensor ini umumnya terdiri dari sebuah kumparan primer, dua kumpara sekunder, dan inti yang dapat bergerak. Kedua kumparan sekunder akan terpasang secara seri dan inti itu sendiri terbuat dari bahan feromagnetik.Bisa dikatakan bahwa sensor ini memungkinkan inti dapat naik turun secara bebas pada pengooperasian nya.
Berikut bentuk dari sensor LVDT:
berikut adalah bentuk dari komponen sensor LVDT:
- PRINSIP KERJA SENSOR LVDT:
LVDT mempunyai prinsip kerja berupa variabel
induktansi. LVDT mempunyai komponen yang terdiri dari inti besi yang bisa
bergerak, kumparan primer, dan dua kumparan sekunder. kumparan primer akan
terhubung dengan tegangan AC sebagai tegangan acuan. kumparan sekunder terletak
si kiri dan di kanan kumparan primer yang saling terhubung secara seri satu
sama lain.
maka dapat di ketahui bahwa:
maka dapat di ketahui bahwa:
1. saat inti berada ditengah-tengah maka flux S1 = S2
tegangan induksi E1 = E2
enetto = 0
2. saat inti bergerak ke arah S1 maka flux S1 > S2
tegangan induksi E1> E2
enetto = E1 - E2
3. saat inti bergerak ke arah S2 maka fluks S1< S2
teganagn induksi E1< E2
enetto = E2 - E1
enetto = 0
2. saat inti bergerak ke arah S1 maka flux S1 > S2
tegangan induksi E1> E2
enetto = E1 - E2
3. saat inti bergerak ke arah S2 maka fluks S1< S2
teganagn induksi E1< E2
enetto = E2 - E1
·
Karakteristik
Magnitudo Tegangan AC
- Max S1, Linear menurun
- Di tengah-tengah, titik balik kurva
- Max S2, Linear meningkat
- Karakteristik Sudut Fase output
- Sudut
fase akan berubah 180 derajat tepat ketika inti berubah posisi
di tengah-tengah S1 dan S2
- Karakteristik keluaran tegangan DC
- Max S1, linear meningkat bernilai negatif
- Di tengah-tengah, bernilai 0 volt
- Max S2, linear meningkat bernilai positif
berikut bentuk gambar prinsip kerja
sensor LVDT:
- untuk rumus parameter tegangan yang dihasilkan pada sekunder sebanding dengan perubahan posisi inti magnetik.
VO =
Ve.K.x.
·
PENGAPLIKASIAN SENSOR LVDT:
1. Sensor level fluida : yaitu digunakan untuk menentukan posisi atau ketinggian permukaan suatu zat cair. biasanya digunakan pada sensor pendeteksi banjir atau pengukur ketinggian permukaan air sungai.
berikut bentuk sensor LVDT pada sensor pengkur level fluida:
(AD698)
2. Sensor perpindahan induktif : yaitu
sensor yang digunakan untuk menentukan perpindahan induktif.sensor ini dipilih
karena keandalannya dalam kondisi yang relatif keras. Karena mereka memberikan
kualitas sinyal yang tinggi, stabilitas suhu, ketahanan terhadap guncangan dan
getaran.
1. Sensor pepindahan ; extensometers,
temperature transducers, butterfly valve control, servo valve displacement
sensing
2. Penyimpangan cahaya, tali atau bunyi
; load cells, force transducers, pressure transducers
3. Variasi ketebalan pada work pieces ;
dimensi gages, ketebalan dan profil yang terukur, pemilihan ukuran dari produk.
4. Level fluida ; Level fluida dan
pengukuran aliran fluida, sensor diletakkan pada silinder hidrolik.
5. Kecepatan dan percepatan ;
Automatisasi pada keadaan yang tak menentu.
- Kelebihan dan Kekurangan Sensor LVDT :
- Kelebihan
1. Bebas Gesekan.
Pada sensor LVDT memungkinkan
inti bergerak tanpa gesekan atau tidak bersentuhan dengan kumparan LVDT
sehingga tidak ada gesekan. Fitur ini memungkinkan pada pengujian bahan,
pengukuran getaran perpindahan dan resolusi yang tinggi.
2. Resolusi Tak Terbatas.
Sensor LVDT mempunyai
resolusi takterbatas. Sensor ini hanya dibatasi oleh kebisingan di sinyal
kondisioner dan output resolusi layar.
3. Masa Jangka Yang Tak Terbatas.
Karena tidak ada kontak langsung
antara inti dan kumparan maka tidak ada aus atau bergesekan. aplikasi ini
sangat berguna pada aplikasi pesawat tebang, satelit dan kendaraan luar
angkasa.
4. Tahan Kerusakan Overtravel.
inti dari LVDT memungkinkan untuk
lulus sepenuhnya melalui sensor perakitan koil tanpa menyebabkan kerusakan.
5. Respon Cepat dan Dinamis.
karena tidak adanya gesekan
selama operasi memungkinkan sensor LVDT untuk merespn secara sangat cepat
terhadap posisi inti terhadap kumparan.
6. Output Bersifat Absolut.
jika terjadi kehilangan daya
secara mendadak pada sensor, maka data posisi yang dikirim dari sensor tidak
akan hilang.
- Kelemahan
harga sensor itu sendiri relatif
mahal. oleh sebab itu untuk menggunakan sensor ini membutuhkan biaya yang
lumayan menguras keuangan dibandingkan dengan sensor sejenis lainnya.
Berikut grafik respon sensor LVDT
berikut ini merupakan bentuk rangkaian dari
sensor pendeteksi banjir menggunakan sensor LVDT:
KONDISI
1:
Pada
saat potensio menunjukan 100% (yang artinya jarak permukaan air dan pinggiran
sungai masih 100% dari jarak normal), maka arus yang dihasilkan minimum karena
hambatan pada potensi maksimum. Sehingga tegangan suplay hanya
dapat menghidupkan LED berwarna biru yang artinya ketinggian air dalam keadaan
sangat aman dan tidak berpotensi banjir.
simulasinya
sebagai berikut:
KONDISI
2:
Pada
saat potensio bernilai 70% (yang artinya jarak permukaan air dan pinggiran
sungai adalah 70% dari jarak normal), maka arus yang dihasilkan yaitu sebesar
Vsumber/70% hambatan potensio. Sehingga arus yang dihasilkan sudah dapat
menhidupkan LED berwarna biru dan hijau yang artinya sedikit berpotensi banjir
namun masih dalam tahap aman.
Berikut
simulasinya:
KONDISI
3:
pada
saat potensio telah bergeser ke 25% (yang artinya jarak permukaan air dan
pinggiran sungai adalah 25% dari jarak normal) maka arus yang dihasilkan yaitu
sebesar Vsumber/25% hambatan potensio. Sehingga arus yang dihasilkan
sudah dapat menhidupkan LED berwarna biru, hijau, dan kuning yang artinya sudah
berpotensi banjir dalam status siaga banjir.
Berikut
simulasinya:
KONDISI
4:
pada
saat potensio telah bergeser ke 5% (yang artinya jarak permukaan air dan
pinggiran sungai adalah 5% dari jarak normal) maka arus yang dihasilkan yaitu
sebesar Vsumber/5% hambatan potensio (hampir maksimum). Sehingga arus
yang dihasilkan sudah dapat menhidupkansemua LED yang artinya sudah
sangat berpotensi banjir dalam status darurat banjir.
Berikut
simulasinya:
Berdasarkan 4
kondisi di atas dapat kita simpulkan bahwa nilai potensio yang diasumsikan
persentase jarak normal permukaan air sungai dengan pinggir sungai berbanding
terbalik dengan arus yang menginduksi pada kumparan. arus yang telah
disearahkan oleh jembatan penyearah, disimpan pada kapasitor dan dialirkan ke
LED melalui dioda. Dioda tersebut dipasang reverse bias agar berfungsi sebagai
swich. jika tegangan tidak mencapai tegangan batas maka tidak akan dilewatkan
untuk menghidupkan dioda.Sehingga ketika jarak permukaan air dengan pinggir
sungai semakin dekat maka tegangan yang dihasilkan semakin besar dan semakin
banyak LED yang hidup.
Begitu juga
dengan speakernya. Speaker akar berbunyi sesuai tegangan yang diberikan seirama
dengan LED.
4. Video [kembali]
5. Link Download [kembali]
Link Download Video disini
Link Download Rangkaian disini
Link Html disini
4. Video [kembali]
5. Link Download [kembali]
Link Download Video disini
Link Download Rangkaian disini
Link Html disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar